Few Conversation

Mencintai membuat saya banyak sekali belajar, mulai dari belajar menghargai sampai belajar untuk mengerti sesuatu yang bahkan tidak butuh untuk dimengerti.
mungkin belakangan ini, banyak sekali hal yang membuat saya menutup mata sampai telinga tentang apa yang terjadi disekitar dan apa yang terjadi sebenarnya. kemudian, kenyataan membuat saya tersadar akan sesuatu yang harusnya saya sadari dari awal.

Him: gue nggak punya pacar!
kemudian beliau melengos dan meninggalkan tempat percakapan kami. siapa yang tidak senang? saya ini penggemarnya, sontak dengan cepat saya meloncat setinggi mungkin dan berteriak kegirangan.
kemudian ia menjelaskan bahwa.
Him: eh tadi gua belum selesai ya, gue nggak punya pacar, adanya calon istri.

apakah ada diantara kalian yang ingin tahu rasanya??
rasanya seperti hati yang biasa ada di kartun jepang, terpecah belah. ya, mungkin itu berlebihan.
tapi sungguh, saya ingin sekali menangis sekencang mungkin saat itu juga. ingin rasanya marah, cemburu sampai ingin menjauh. kemudian, kenyataan menampar saya dengan keras..
"siapa sih kamu, Fan. emang kamu pikir, kamu dianggap selama ini? memang kamu pikir, kamu satu satunya orang yang memberikan perhatian dan berada disampingnya?"

kemudian saya hanya tersenyum dan banyak bergerak mundur.
saya membuat pengakuan, bahwa Cinta yang kali ini -yang saya sering sebut sebagai cinta yang luar biasa- adalah cinta biasa.
cinta monyet
cintanya anak SMA yang sedang bungah
cintanya mereka yang senang mengadu domba dan menerbangkan diri sendiri.
cintanya mereka yang senang memandangi kekasihnya dari sudut lapangan sepak bola.
cinta ini sama sama akan hilang suatu saat nanti.
jika tidak ada yang meyakini, maka saya katakan bahwa Cinta ini harus hilang.

saya tidak mungkin terus mendampingi laki laki yang bahkan tidak mengenali keberadaan saya.
saya tidak mungkin berada pada posisi yang sama terus menerus.
-------------------

saya: katanya lo sekarang berubah ya, suka main mata? kata temen temen gitu, gue cuma nanya aja. kalo lo bilang enggak, gue bakalan percaya sama lo, soalnya kan elo yang punya mata. hahaha
Him: bukan main mata, The. gue berubahnya dikit kok, gue cuma mau lebih deket aja sama cewek. gue mau mereka bisa bekerja sama  dengan gue. gue mau mereka ngerasa nyaman sama gue. gue ngerasa kok the kalo gue nyeremin. itu aja, lo percaya sama gue?
saya: hahaha iya percaya
him: gue minta maaf ya The sama lo, gue banyak salah banget ama lo. :"(
saya: iya dimaafin
him: tadi muka lo serem banget, gue mau nyapa ampek takut. gue pengen ngajak ngobrol, tapi batin gue biar lo adem dulu.
saya: dih, bisa juga lo peka
him: hahahah udah apal gue soalnya
saya : apal apaan?
him: kalo theo ngomong ama gue datar, PASTI ada apa apa.
saya: yaudah besok gue ganti strategi hahaha
him: gue coba pekain!!
saya: hahaha jangan bosen dulu ya jadi temen gue. masih ada setahun soalnya.
him: :)
 keesokan harinya..
Him: tumben lo jilbabnya begitu.
saya: dih, kenapa?
him: biasanya nggak begitu.

laki laki ini banyak sekali mengajarkan saya tentang hal hal kecil.
tentang seberapa berharganya waktu kami untuk berbicara disela sela kelengahan orang lain.
seberapa kami berusaha menjaga semuanya seakan tidak pernah terjadi apa apa.
seberapa kami berusaha agar masing masing dari kami tidak pernah saling memperhatikan.
betapa sulitnya kami memilah kata untuk memuji satu sama lain.
betapa sulitnya saya mengatakan bahwa saya tidak pernah cemburu dan mencintainya....
----------------------
him: Theo! sini! 
*saya menghampiri beliau*
Him: selamat yak, acaranya lancar. keren lo.
saya hanya tersenyum dengan berjuta ungkapan terimakasih yang berusaha keluar dari mulut namun tak ada satupun yang berhasil.

banyak hal lagi yang harus saya pelajari.
saya tidak ingin memaksa apapun untuk berada ditempat yang tidak seharusnya.
saya tidak ingin memaksa laki laki ini untuk terus bersama saya dan tidak lagi bersama kekasihnya.
saya tidak akan lagi memaksakan kehendak untuk terlihat baik baik saja dan terus tampil cantik di hadapannya.
saya tidak ingin lagi bermimpi untuk membangun masa depan bersama laki laki ini.

saya hanya ingin kebahagiaan mengampiri kehidupan kami berdua.
saya dan dia ataupun saya bersama dia.
semuanya akan baik baik saja. saya sudah terlalu percaya kepada Tuhan untuk menjadi sutradara bagi artisnya.
Tuhan sudah tahu alur cerita terbaik agar drama kehidupan ini menjadi layak untuk disaksikan dimasa depan.

saya tidak ingin mencintai terlalu dalam, lagi.
dan kemudian jatuh lagi.
saya hanya ingin jatuh cinta , sekali.
dan dicintai sampai mati.

Comments

Popular posts from this blog

Dear A.

Perks of Being Loved by ye bestfriend

aku curhat