a story about:

Sudah sejak ulang tahun Gagas yang ke-8 saya mengenal beliau, sudah sejak itu saya tidak pernah beranjak lagi untuk mencari referensi buku bacaan lain ketika ke toko buku. update terbaru saya juga selalu tentang buku terbaru Gagas. 90% koleksi buku saya juga diisi oleh Gagasmedia. wishlist buku saya selalu diisi dengan judul-judul terbaru dari koleksinya. Gagasmedia membangkitkan saya, saya yang tertidur pulas untuk tidak lagi ingin menulis. Gagasmedia menjadi teman yang begitu saya kenal, menjadi teman yang begitu dekat karena bisa saja selalu ada. Gagasmedia hidup dalam diri saya. mimpi saya untuk menjadi bagian dari dirinya tidak pernah luntur, untuk suatu saat akan bekerja di dalam Gagasmedia. Gagasmedia menabur cinta di setiap buku yang berhasil beliau terbitkan. Gagasmedia memperkenalkan saya pada penulis hebat dan berbakat. gagasmedia menghidup lagi harapan bahwa tulisan baik itu karena banyak menulis, bukan hanya dengan apa yang orang bilang "bakat". Gagasmedi

Belakangan ini dunia sosial sedang hobi membuat kotak bagi masyarakatnya. Bagi si perokok, tukang selingkuh, gay, lesbian, si Muslim, Kristen, si Hindu, si Buddha, si Cina, bahkan bagi hal seperti laki laki dan perempuan. Bukan lagi masalah strata sosial yang membantu kita mengkotakkan orang orang itu, tapi semua anggapan dan persepsi kita masing masing. Sudut pandang yang tidak berdasar, semua anggapan yang berlandaskan kepada perasaan, bahkan pikiran naïf tentang baik dan buruk. Beberapa hari yang lalu, saya menemukan foto di Path dengan tulisan : “ Ketika wanita bisa setia untuk satu lelaki, kenapa lelaki tidak bisa demikian? Bertahan setia untuk satu wanita” Hal yang saya bayangkan ketika membaca itu adalah apa yang sedang dialami oleh pembuatnya dan apa yang beliau pikirkan saat itu. Apa yang sebenernya menjadi tujuan sang pembuat selain mempengaruhi perempuan lain untuk berfikir sama dengan beliau. Saya perempuan, tapi saya tidak setuju dengan kalimat itu. Saya tidak