Recently,



It should be started with 'Hello'.
Then, Hello.

Banyak sekali perubahan perubahan yang terjadi belakangan ini.
Banyak sekali cerita yang harus dibagi dari cerita yang berhasil terukir belakangan ini.
Mungkin teori “hidup itu berputar” memang benar adanya. Banyak anggapan yang membuat gue berfikiran bahwa hidup itu nggak sepenuhnya berputar. Yang namanya berputar itu rata, semua keputar. Toh pada kenyataannya nggak semua orang terputar. Jawabannya adalah, semua orang berputar, permasalahannya adalah, perputaran itu bersifat pribadi. Ada yang pandai bercerita dengan baik dan juga ada yang pandai menyimpannya dalam diam.

Minggu ini menjadi minggu terberat kami, kelas XI IPA. Karena banyak sekali masukan yang disarankan kepada kami yang bertujuan meminta kami memperbaiki diri. Banyak dari kami yang berfikir keras bagaimana caranya agar segalanya bisa kembali baik baik saja seperti sedia kala. Ada juga yang bersikap seperti tidak pernah ada apa apa dan semuanya akan benar benar pada tempat yang semula. Perubahan yang kami ciptakan pun belum diketahui motif terjadinya. Kami hanya menyamankan diri kami pada hal yang kami yakini benar.
Kembali lagi, hidup itu bukan hanya milik aku, kamu, kita.
Tapi milik orang yang bisa melihat dan mendengar kita. maka mereka memiliki hak untuk menyamankan indra mereka ketika berada di dekat kami. Pilihannya ada banyak, untuk masing masing dari kami mengundurkan diri atau masing masing dari kami bersikap masa bodo.

Gue?
Pengen sebenernya menjadi orang yang bersikap masa bodo, berhenti memikirkan apa yang mereka bicarakan tentang gue yang gimana dan gimana. Tapi kemudian, harus kembali diakui bahwa: 60% our life is what people think about us. And who we are is what people think about who we are.
Siapa yang bakalan bisa bener bener tutup kuping dan nggak diem diem nangis ketika orang lain bicara didepan orang lainnya bahwa mereka berhenti peduli kepada kita.
Jangan munafik.
Hidup itu nggak selamanya tuli dan nggak selamanya berkemampuan mendengar.
Kita harus menyeimbangkan masa masa yang akan kita punya dan yang sedang kita punya.

Ada sebuah penemuan yang baru saja gue temukan, yaitu apa hal yang paling membingungkan di hidup ini.
Ibu Tika bilang: ketika nggak tau mau ngapain. Itu adalah hal yang paling ngebingungin di hidup ini.
Buat gue, hal yang yang ngebingungin adalah ketika lo denger dengan jelas bahwa orang lain udah nggak percaya lagi sama lo.
Bahkan ketika lo tau , lo  harus ngapain. Lo nggak bisa berbuat apa apa. Karena mereka bahkan gak akan pernah dengan jelas mendengar apa yang lo ucapin. Mereka gak akan pernah lagi bener bener percaya apa yang ungkapin. Dan mereka nggak akan pernah bener bener tau apa yang udah lo niatin.

Tapi kemudian, kalimat itu membuat spekulasi.
“tapikan lo masih bisa bikin orang lain itu percaya sama lo. Yah setidaknya ada lah kemungkinan buat itu.”

Haha,
Kepercayaan itu kayak cangkang telur yang pecah,
Iyah emang bener bisa balik lagi nyatu semuanya. Tapi siapa yang bisa jamin bahwa bekas pecahannya bakalan ilang? Siapa yang bakal jamin bahwa orang itu bakalan lupa bahwa “lo adalah orang yang pernah bikin kesalahan, dulu” ?

Cerita berikutnya datang dari cerita cinta.
Belakangan ngerasa hambar banget sama perasaan yang dulunya menggebu gebu. Udah mulai bosen mengharapkan apa yang harusnya nggak pernah terlintas dipikiran. Sudah mulai bosan dikecewakan harapan terbesar hidup.
Tapi kemarin, ketika lagi berbincang dengan salah satu teman lelaki di kelas tentang stand up comedynya Raditya Dika yang agak dewasa, doi bilang “ jangan nonton yang The..”, perasaan yang langsung ada dan ke set di otak gue adalah “gue nggak mau nonton show itu soalnya cowok gue nggak ngebolehin” dan bener aja, gue langsung nolak mentah mentah ketika temen ngajakin nonton di laptop guru. Gue bener bener nggak mau, karena doi ngelarang.

Kemudian rasa bosan belum juga sirna. Banyak alasan untuk pergi, dan alasan untuk stay juga Cuma 1. Tapi kekuatan masih pro untuk stay. Andaikan tuhan mengizinkan gue untuk memilih kehendak hati sendiri. Gue memilih untuk stay, tapi tanpa pengharapan apa apa.lo tau? Rasanya udah mulai bosen ada ditempat yang sama dan kemudian kembali dibohongi dan di buat menunggu terus menerus. Sudah mulai lelah karena dianggap kasat mata dan tidak pernah disebut kehadirannya. Gue udah nggak tau lagi alasan apa yang bikin gue bisa sekuat ini bertahan untuk membohongi banyak sekali pihak. Gue udah nggak tau lagi alasan untuk melindungi dia dan banyak berbohong tentang hubungan kita.
Dia bukan cowok gue.
Tapi kemudian………
Gue sendiri yang nanya sama diri gue.
Kalo bukan cowok.. kenapa begini. Kenapa dia begini. Kenapa dia begitu.
Mungkin ini kegeeran dan mungkin gue bakalan keliatan mengenaskan dengan kondisi seperti ini jika divisualisasikan. Tapi gue nggak pernah malu, karena pasti ada dia.
Itu ajasih.



 Jangankan tidur, untuk merasa lelah saja, Tuhan tidak akan pernah.



Comments

Popular posts from this blog

Dear A.

Perks of Being Loved by ye bestfriend

aku curhat