The Other Conversation

Silahkan anggap ini awal dari sebuah perjuangan atau anggap ini akhir dari sebuah perjuangan, keduanya dipersilahkan.

Percakapan ini terjadi pada Kamis siang, di kelas Fisika suatu Madrasah Aliyah swasta, di Jakarta.
yang telibat didalamnya adalah 2 orang pemuda laki laki dan perempuan. sang lelaki berusia 16 tahun, begitu juga sang wanita.
dalam cerita ini, sang perempuan tidak diperankan oleh model, namanya Fani.
sang laki laki disamarkan menjadi Joe.

Fani : cerita dong joe.
Joe: cerita apaan?
fani: cerita apa aja. pacar lo?
joe: ah itumah basi fan. gak ada yang baru.
fani: kenapa digantungin?
joe: siapa yang gantungin?
fani: bukan, maksud gue kenapa gak ada yang mau mutusin gituloh. 
joe: pantang gue putus
fani: terus apa yang dipertahanin gitu joe?
joe: siapa yang dipertahanin? ya dia lah. siapa lagi?

Setelah jawabannya, ada jeda dan hening yang sangat panjang.
air mata hampir saja menetes. dada sesak. 

Fani: lah, terus kalo dia sama yang lain?
joe: ya berarti takdir gue gak sama dia. gitu aja.

banyak kejadian yang membuat saya berhenti yakin bahwa cinta tulus itu tidak lagi eksis.
tapi setelah saya memutuskan untuk berhenti berharap untuk cinta, saya tetap tidak bisa berhenti menggilai cinta itu.
mungkin naif, konyol pula.
tapi saya hanya ingin banyak beristirahat tanpa ingin merasa lelah.
saya hanya ingin membuktikan bahwa saya tidak akan mundur sampai disini.
saya jujur, akan sedih jika saya tau bahwa mereka akan putus atau hubungan mereka sudah tidak lagi mempunyai hubungan yang sehat.
namun, tidak bolehkan saya mengaku bahwa saya juga ingin orang yang saya sayangi mendapatkan apa yang akan membuatnya bahagia? saya misalnya...
hahh.. sudahlah. bahagia itukan relative.
yang punya juga masing masing. jadi biarkan saya dan dia menciptakan apapun yang bisa membuat kami bahagia.

saya baru saja membaca sebuah quotes tentang cinta, bunyinya:
Love, is like a rubber band held at both ends by two people. when one leaves... it hurts each other.
Saya tahu bahwa saya akan menjadi pihak yang sakit.
tapik tahukah kalian? bahwa keadaan sebenarnya adalah, saya yang menarik kedua sisi karet itu. saya yang mencoba menyakiti diri saya sendiri. saya yang mencoba terlihat baik baik saja dengan membuat sebuah hubungan yang terlihat baik baik saja.
dan tahukah kalian? bahwa saya telah menggantungkan pergerakan karet itu pada seseorang. yang telah mengikat saya sejauh ini.

terlihat sangat konyol cinta ini, Tuhan,
but, i just wanna make my funny story for my future by loving him as stupid as now.
:))

saya tidak akan lagi banyak berharap dan bermimpi.
orang yang pantas bermimpi adalah orang yang merasa kuat ketika jatuh.
saya belum.
jadi, tolong ingatkan saya untuk tidak lagi banyak berharap pada cinta.
jangan munafik, cinta bukan hanya masalah tulus memberi. tapi bagaimana kita menerima, Bukan?
;)

Desperately trying,
Me^^
 
 

Comments

Popular posts from this blog

Dear A.

Perks of Being Loved by ye bestfriend

aku curhat