Menulis dan Mimpi

Menulis itu seperti mencintai..
Tidak tau mengapa, tapi menurutku melakukan keduanya sama sama membutuhkan hati.
Termenung kadang memunculkan banyak sekali ide di dalam otak.
banyak sekali hal yang ingin aku bagi kepada sesama.
banyak sekali cita cita yang ingin aku wujudkan.
banyaak sekali hal yang ingin aku ingat setiap harinya bahkan setiap tahunnya.

hal hal di atas akan mengembalikan ku kepada mimpi yang hampir terkubur.
kepada mimpi yang telah dianggap mati padahal tidak pernah padam
kapada mimpi yang sebenarnya sudah menjadi jiwa.
aku suka menulis.
ya entah menulis dengan tangan atau mengetiknya.
aku suka menyampaikan sesuatu dengan menulis.
aku merasa bebas.
entah perasaanku saja atau memang aku suka sekali dengan permainan yang ada di dalam sebuah rangkaian kata.
ketika kita boleh menggunakan udah dan sudah atau bahkan belum atau belom.
aku suka tertawa ketika dimarahi masalah menjawab omongan orang tua dengan he'eh, padahal yang diminta jawaban 'Iya' 
menulis membuatkan aku istana, membiarkan aku mengatur rakyatku sendiri. dan sudah pasti aku memiliki rakyat yang tidak akan protes.
tapi mereka bernyawa dan mereka merasa. mereka bisa diberi nyawa dengan seberapa 'niat' kita membangun kerajaan tersebut.
menulis itu memang melelahkan, kita harus mencari tanpa henti sebuah "sreg" untuk mendapatkan cerita atau tulisan yang bernyawa.
yang membuat orang lain tersenyum melihat ulasan bahagia yang kita tulis.

menulis itu...
jiwa.
iya, menurutku, menulis itu jiwa. bukan hobi bukan pula pekerjaan apalagi pekerjaan sampingan.
yang telah aku katakan diatas.
bahwa hubunganku dengan tulisan sangat dekat. betapa aku membutuhkan menulis.
aku pernah ingin menjadi penulis, kemudian aku terperanjat ketika ditanya oleh seorang psikolog setelah menonton video tentang seorang atlit yang berlatih selama 5 jam perhari untuk memenangkan medali di olompiade, tentang "seberapa waktu yang telah kamu sisihkan untuk mengejar mimpimu?"

OH-MY-GOD
seperti ditampat rasanya, Bung!
ealaaah. 
bukan malah menyisihkan waktu untuk terus menulis setiap harinya. aku malah mengubur mimpi menulis dengan tidak lagi membuka laptop.
tapi setelah aku pikir pikir, aku selalu merindukan blog-ku, selalu menulis quotes di notebook ku atau smartphoneku atau di akun pribadi jejaring sosialku.
aku berusaha menyampaikan segala hal yang aku rasakan dengan makna yang tersirat dalam sebuah susunan kata.
aku selalu bersedia untuk itu. dan sekarang jika aku ditanya pertanyaan yang sama untuk kedua kalinya aku akan menjawab "24 jam ku dalam sehari ingin aku habiskan untuk menulis, jika bisa"

Aku ingin menjadi Penulis dan menyisihkan waktu 15 jam dalam sehari untuk berlatih menulis.(kenapa 15 jam? karena aku banyak disekolah, itu artinya aku akan banyak bertemu kertas dan pensil dan itu juga artinya aku sedikit banyak akan menuliskan atau bahkan sekedar berkeluh kesah dengan kertas dan pulpen. dan sisa waktu setelah sekolah aku sisakan untuk blog ini dan jejaring sosial. habis sudah 15 jam-ku. 9 jam ku aku habiskan untuk berbicara dan tidur)

dan, kamu! seberapa waktu yang telah kamu sisihkan untuk mengejar mimpi mu?

Comments

Popular posts from this blog

Dear A.

Perks of Being Loved by ye bestfriend

aku curhat